TUGAS 3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SATUAN PENDIDIKAN DASAR
KELAS : PPKn
REGULER SORE B
NAMA : ALFAN HERJANDI
NIM : E1B117004
BLOG : alfanjandi.blogspot.com
NO HP : 085397200906
TUGAS 3 : SELASA
27 MARET 2018
Creative Summary : Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik di satuan pendidikan dasar (SD/MI dan
SMP/MTs).
A. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
Kajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan
bahwa disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang tidak
lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga
disebut faktor keturunan dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini berbeda-beda
antara individu yang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yang
disebut dengan istilah individual differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing
individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa
yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam
kemampuan berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari.
Dalam melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari
bahwa tidak semua individu dapat diperlakukan dengan cara yang selalu sama.
Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang
sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
individu adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Internal
a.
Faktor Genetika (hereditas)
Gen adalaah substansi/materi pembawa sifat yang
diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat mahluk hidup, misalnya
bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, dan sebagainya. Gen juga
menentukan kemampuan metabolisme mahluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya.
Hereditas merupakan “totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.
Meskipun peranan gen sangat penting, factor genetis
bukan satu-satunya factor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan
karena juga dipengaruhi oleh factor lainnya.
b. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor fisiologis
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya adalah:
1) Tubuh dan warna kulit.
Tubuh merupakan bagian dari pertumbuhan dan
perkembangan seseorang yang tidak bisa disamakan dengan yang lainnya, begitupun
dengan warna kulit seseorang. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan seseorang sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian
gizi yang baik dan berimbang. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting
dalam merangsang tumbuh kembang individu dan merangsang perkembangan otak dan
sistem syarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam menentukan tumbuh
dan kembang individu.
3) Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat atau mempunyai penyakit
tertentu, tentu saja akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang
diberikan tidak hanya pengaruh pada fisik saja, melainkan juga secara
psikologis. Cacat atau penyakit banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
a)
Pengaruh genetik
b) Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung.
c)
Obat-obatan dan alkohol.
d) Radiasi
e)
Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan
f)
Keadaan Emosi pada Ibu saat hamil.
c.
Faktor Psikologis.
Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan.
Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi
individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun dengan ketidakmampuan
intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena kerusakan sistem
syaraf , kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
Dalam hal kejiwaan,
kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda. Kemampuan
berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual
tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial
anak.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses perkembangan siswa, hormone, intelegensi, motivasi, sikap, dan bakat.
1) Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormone memberikan
pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormone akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup beragam jenisnya.
2) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang
tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak
saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang
lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive
control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua
dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan
psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada
tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin
lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang
sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman
terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
3) Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas yang
nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir
anak laki-lakilebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat
perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada
anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan
seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih
cepat besar dari pada anak lakilaki. Hal ini jelas pada anak umur 9 sampai 12
tahun
4) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam
diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku
setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya.
5) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif (Sutirna, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif
dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha
mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan
baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang
dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.
6) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses perkembangan adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Sutirna, 2013). Berkaitan dengan belajar, Slavin (Sutirna,2013) mendefinisikan
bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa
akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan hal – hal yang datang atau
ada di luar diri siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya
pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan dapat digolongkan menjadi 7 macam yaitu: faktor biologis, physis,
ekonomis, cultural, edukatif, religious dan lingkungan.
a.
Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis
dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang
anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang
pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.
Faktor Physis
Faktor ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang
meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua
kondisi di atas sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses
kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya
pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses
imitasi atau peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola
perilaku individu. Sementara itu kondisi yang jelek pada faktor cuaca,
kurangnya sanitasi atau kebersihan lingkungan, keadaan rumah yang tidak
menunjang hidup sehat, serta keadaan geografis yang sulit, misalnya karena di
daerah terpencil yang jauh dari informasi, sulit dijangkau, serta rawan akan
bencana alam, selain dapat mempengaruhi tekanan psikis juga mempengaruhi faktor
kesehatan karena pengobatan yang sulit didapatkan.
Semua ini jelas membawa
dampak masing–masing terhadap perkembangan anak–anak yang lahir dan dibesarkan
disana. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
c.
Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses
perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan
biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa.
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam
pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma
yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya
akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh
keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
“menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu
anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk
kelompok elit dengan normanya sendiri.
d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika
dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing–masing
mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini
jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak–anak.
e.
Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan
proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak
manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus
diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku
yang benar secara sengaja diberikan kepadapeserta didik yang belajar di
kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik
bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan
kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik
pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor
pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan faktor yang
lain.
f.
Faktor Religious
Sebagai contoh seorang
anak yang hidup dilingkungan yang kental dengan suasana
religius, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak berada dalam lingkungan religi yang kental, yang sekedar terhitung
orang beragama, lebih–lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah
persoalan perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak
dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting
sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.
g.
Faktor Lingkungan
1) Lingkungan
sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi perkembangan anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
2) Lingkungan
sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan perkembangan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
3) Lingkungan
sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi
proses perkembangan belajar seorang siswa. Hubungan yang
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain
dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih
jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
Desmita, 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Hurlock, Elizabeth B.2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Monks, F.J., Knoers, A.M.P.,dan Haditono, S.R. 2006. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Soeparwoto, 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT Unnes
Press.
ULASANNYA :
Ada berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi proses perkembangan peserta didik di dalam satuan pendidikan dasar
(SD/MI dan SMP/MTs). Kita perlu memahami dan mempelajari apa saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi dan bagaimana proses perkembangan peserta didik.
Adapun faktor tersebut yaitu, faktor
internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau individu
yang disebut dengan faktor bawaan yang dapat mempengaruhi kualitas individu itu
sendiri, selanjutnya faktor eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari luar
diri seseorang atau individu yang dapat mempengaruhi proses perkembangan
peserta didik dan meningkatkan kualitas individu.
Faktor internal antara lain : faktor
genetika, faktor fisiologis, faktor psikologis.
Faktor eksternal antara lain : faktor
biologis, faktor pyhsis, faktor ekonomis, faktor cultural, faktor edukatif,
faktor religious, dan faktor lingkungan.
Komentar
Posting Komentar