DOT POINT BAB 1 PENELITIAN KUANTITAIF

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PPKn Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Lombok Timur Tahun 2020/2021”


Description: E:\LOGO UNIVERSITAS MATARAM.png

OLEH
ALFAN HERJANDI
E1B117004






PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Kondisi ideal :
1.      Pengertian pendidikan ? Menurut (Edgar Dalle) bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

Pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Lembaga pendidikan dituntut  untuk memberi bekal bagi pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu siswa untuk menghadapi persoalan kehidupan di masa yang akan datang. Untuk itu pendidikan sangat perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan khusunya. (jurnal/SKRIPSI%20MASTARI%20FIX)

Menurut (Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Menurut (Rosdiana), pendidikan ialah “pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak untuk menuju ketingkat dewasa.” Sedangkan menurut (Herman H. Horn) dalam Rosdiana pendidikan adalah “ proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas, dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.

2. Apa itu belajar mengajar ? Purba (2005) Menurtnya, arti kegiatan belajar  mengajar adalah kegiatan yang memiliki sifat searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer yang terus mengacu pada kegiatan siswa, sedangkan kegiatan mengajar adalah kegiatan sekunder yang mengacu pada kegiatan guru.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif  mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran (Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,  (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010) h. 1)

Kegiatan belajar merupakan suatu proses perubahan diri individu memperoleh suatu pengalaman yang baru sebagai hasil dari pengalaman seseorang demikian juga dengan pengaruh dari lingkungannya. Belajar merupakan perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak, terhadap diri seseorang sehingga seseorang mengalami perubahan dalam pola tingkah laku maupun pemikiran pada kehidupan  sehari-hari.

(Permendikbud, (2016), Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, hal. 1) Proses belajar pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat mengelola proses belajar mengajar dengan memiliki kemampuan dalam memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Apa itu hasil belajar ? Menurut (Nana Sudjana “2009):3)  Mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut (Bloom 2009), Definisi hasil belajar mencakup kemampuan kognitf, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Sedangkan domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized serta keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
4. Apa itu pembelajaran kooperatif ? menurut (Solihatin, Op.Cit), Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi, Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa bekerja sama dengan dengan angggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Sedangkan menurut (Slavin 2009), pembelajaran kooperatif adalah metode atau model dimana siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok.
5. Apa itu pembelajaran tipe STAD ? menurut (Trianto (2009: 68), pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Menurut (Robert E. Slavin 2010), Model pembalajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan pembelajaran kooperatif yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa belajar itu menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami
Dengan model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Division) ini, diharapkan suasana pembelajaran PPKn yang umumnya menimbulkan rasa bosan menjadi suasana yang menyenangkan sehingga memotivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Kenyataan, realita, fakta :
6. masih banyak guru-guru yang belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikarenakan keterbatasan dari guru-guru tersebut maupun faktor yang lainnya. Guru dalam mengajar lebih menggunakan cara konvensional yang dimana guru hanya menjelaskan, dengan metode ceramah yang membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar terlebih khususnya dalam mata pelajaran PPKn. Pada saat  saya masih SMA guru PPKn saya jarang menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam kegiatan belajar mengajar, guru lebih memfokuskan belajar secara individu dibandingkan dengan kelompok. Masuk kelas guru hanya menjelaskan materi yang ada di buku paket lalu memberikan tugas individu tanpa adanya kelompok-kelompok. Saya sebagai siswa bosan dengan metode yang digunakan oleh guru saya dan saya sendiri merasa motivasi belajar saya dalam mata pelajaran PPKn sangat kurang sekali karena guru hanya memfokuskan kepada siswa yang pintar saja. Banyak dari teman-teman saya dulu waktu SMA motivasi belajar mereka berkurang dalam mata pelajaran PPKn khususnya teman-teman saya yang cowok. Tidak sedikit dari teman-teman saya yang cowok sengaja meminta izin untuk ke kamar mandi padahal mereka sebenarnya pergi ke kantin. Saya juga pernah sesekali merasa bosan dalam kelas ketika jam mata pelajaran PPKn lalu saya mengikuti teman-teman saya untuk izin keluar ke kamar mandi tapi niatnya ke kantin.
Oleh sebab itu lah saya ingin meneiliti terkait dengan uraian di atas, apakah dengan mengganti model pembelajaran PPKn bisa membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn.
Solusi :
7. Setelah melihat kesenjangan yang ada antara kondisi ideal dan realita, maka perlu ada penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PPKn Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Lombok Timur Tahun 2020/2021”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student team achievement division) terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PPKn kelas XI IPS 1 MAN 1 Lombok Timur tahun 2020/2021 ?
1.3  TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student team achievement division) terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PPKn kelas XI IPS 1 MAN 1 Lombok Timur tahun 2020/2021
1.4  MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama dalam  kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebagainya.
b.  Bagi guru dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pengajaran kepada peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam rangka meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PPKn
c. Bagi sekolah dapat dijadikan rujukan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti, penelitian ini akan memberi manfaat karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar sekaligus menentukan solusinya, sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.



















Komentar